Indonesia Pertahankan Posisi Keempat dalam SGIE 2022

industri halal

Jakarta – Indonesia mempertahankan posisinya pada The Global Islamic Economy Indicator dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022 yang diluncurkan DinarStandard di Dubai, Uni Emirate Arab, Kamis (31/3/2022). Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirate Arab.

CEO DinarStandard Rafi-uddin Shikoh menyampaikan, meski tetap berada di peringkat yang sama seperti tahun lalu, Indonesia mengalami kenaikan signifikan di sektor makanan halal. Indonesia naik dua peringkat ke posisi kedua dalam sektor halal food.

“Indonesia mempertahankan posisi keempat di GIEI secara keseluruhan peringkat, Indonesia terus memperlihatkan kinerja yang baik dalam meningkatkan peringkat Halal Food,” kata Rafi-uddin dalam peluncuran SGIE 2022 yang juga dilakukan secara daring.

Ekspor makanan halal ke negara-negara OKI meningkat 16 persen pada 2021. Nilainya akan terus meningkat seiring dengan inisiatif dari pemerintah dan stakeholder dalam meluncurkan sistem data kodifikasi produk halal untuk mencatat nilai perdagangan global produk halal Indonesia.

Indonesia juga mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan sertifikasi halal, salah satunya melalui digitalisasi. Sektor keuangan syariah di Indonesia juga punya prospek menjanjikan dengan merger tiga bank anak usaha bank BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia.

“Perkembangan di sektor keuangan digital Islam juga terus berlangsung dengan Indonesia adalah rumah bagi fintech syariah,” kata Rafi-uddin.

Ia menyebut salah satu fintech P2P Syariah, Alami, mengambil bagian dalam beberapa putaran pendanaan ekuitas sepanjang tahun sambil dalam proses meluncurkan bank digital syariahnya. Start up syariah juga terus didorong untuk meningkatkan perannya dalam pemulihan ekonomi nasional.

Menurut laporan, Indonesia berada di posisi keenam di sektor keuangan syariah, ketiga dalam modest fashion, kesembilan dalam farmasi dan kosmetik. Indonesia tidak masuk Top 10 untuk pariwisata ramah muslim dan media hiburan.

Laporan menyebutkan konsumsi ekonomi syariah global yang mencakup enam sektor ekonomi riil mencapai dua triliun dolar AS oleh 1,9 miliar Muslim seluruh dunia hingga kuartal III 2021. Aset keuangan syariah global tercatat 3,6 triliun dolar AS, tumbuh 7,8 persen (yoy).

Kontribusi terbesar konsumsi sektor riil berasal dari makanan halal yang sebesar 1,67 triliun dolar AS, tumbuh 7,1 persen. Diikuti oleh modest fashion sebesar 375 miliar dolar AS yang tumbuh 6,1 persen, media dan rekreasi sebesar 308 miliar dolar AS atau tumbuh 7,5 persen.

DinarStandard memproyeksikan dengan pertumbuhan rata-rata 7,5 persen per tahun, konsumsi dalam ekonomi syariah global dapat mencapai 2,8 triliun dolar AS pada 2025. Dari sisi investasi di sektor ekonomi syariah, terjadi peningkatan signifikan hingga 118 persen (yoy) menjadi 25,7 miliar dolar AS.

Indonesia termasuk dalam enam negara yang membungkus investasi terbesar atau lebih dari 20 transaksi investasi selama 2020-2021. Negara lainnya adalah Uni Emirate Arab, Malaysia, Arab Saudi, Mesir, dan Turki.

Mayoritas atau sekitar 66,4 persen investasi ditanamkan pada sektor keuangan syariah. Diikuti oleh makanan halal sebesar 15,5 persen, farmasi sebesar delapan persen, media lima persen, dan perjalanan sebesar 4,9 persen.

Impor negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam tercatat 279 miliar dolar AS pada 2020. Didominasi oleh halal food sebesar 72 persen. Laporan yang menghitung indeks peringkat dari 81 negara ini mencatat pergerakan signifikan Indonesia pada halal food, diikuti farmasi dan kosmetik, dan fashion.

Sumber: republika.co.id/berita/r9lzfj457/indonesia-pertahankan-posisi-keempat-dalam-sgie-2022